Pintu Terbuka dan Pencuri


Pintu yang tertutup rapat dan dalam pengamanan yang ketat juga berlapis, akan berbeda dengan rumah yang dibiarkan terbuka dari depan hingga belakang serta tanpa pengamanan yang ketat. Walaupun rumah yang tertutup rapat dan dalam pengamanan yang berlapis kadang tidak menjamin tidak akan kemalingan, tetapi membuka pintu lebar tanpa pengamanan akan memberikan peluang yang lebih besar bagi rumah itu untuk kemalingan. Maling akan berpikir ulang jika harus menerobos rumah yang tertutup itu dibanding dengan yang terbuka lebar. Karena akan butuh effort yang besar, jika ia masih nekat untuk menerobos rumah yang berpengaman ketat.
 

Makanya sebagai tuan rumah, yang sadar kalau pencuri itu ada, atau tau, bahwa tidak sedikit orang yang berbuat kriminal itu dikarenakan adanya kesempatan yang terbuka, maka tugas kita adalah waspada dan menutup peluang yang terbuka itu. Tidak memberikan celah sekecil apapun yang bisa digunakan maling untuk menerobos rumah kita

Sedari zaman Rasululluh atau zaman-zaman nabi sebelumnya, kemaksiatan, perjudian, seks bebas itu sudah ada. Makanya allah menurunkan syariat, menyempurnakannya melalui al quran dan hadits. Yang didalamnya mengatur seluruh urusan manusia mulai dari hal sederhana hingga perkara yang kompleks. Syariat ini adalah pintu , sebagai penjaga kita kaum muslim khususnya dari perilaku buruk yang mengintai setiap saat. Jika syariat dibikin longgar, dipilih yang cocok dan dibuang yang tidak cocok, akan jadi apa kehidupan ini. Padahal standart baik dan buruk amal-perbuatan seorang muslim adalah menurut pandangan allah, bukan pandangan manusia. Maka menutup pintu dengan rapat dan pengamanan ketat sama dengan menegakkan syariat dengan sempurna. Sebaliknya, membuka pintu sedikit/ banyak tanpa pengamanan ketat artinya melonggarkan hukum syariat. Dan melonggarkan syariat artinya tidak taat dengan allah serta membuka peluang perbuatan bathil bebas menerobos, menguasai kehidupan kita.

Oleh karena itu, dalam menyikapi perihal seperti ini, putuskan terlebih dahulu kita berdiri dimana dan sebagai siapa. Perjelas identitas kita, karena berdiri ditengah-tengah pada perkara yang jelas keharamannya itu sangatlah tidak dibenarkan. Karena idealnya, seorang muslim yang baik adalah muslim yang bertaqwa, yang menegakkan dan menerapkan syariat setiap lini kehidupannya

Innal halal bayyin, wa innal haram bayyin, wa baynahumaa mutasyaabihat

 

Komentar

Postingan Populer