Doa dan Nasehat Pernikahan ust Salim A Fillah
Ketika kita akan memberanikan diri untuk melangkah membangun sebuah keluarga, dengan mengucap akad yang suci, yang disebut Allah sebagai Mitsaaqan Ghaliidha (sebuah perjanjian yang agung), apa yang kita niatkan dalam hati, apa sebenarnya yang ingin kita raih dan kita tuju?
Pada masa jahiliyah, dalam riwayat imam ahmad tentang Sayyidina Uqail bin Abu Thalib. Ketika Sayyidina Uqail menikah, orang-orang arab mengucapkan doa untuk beliau “birrafaai wal baniin” yang berarti, semoga bahagia dan banyak anak. Ini adalah doa/harapan yang sangat wajar, karena pada saat itu ukuran kebahagiaan dan kebanggaan bangsa arab selain banyaknya harta, adalah banyaknya anak. Tetapi Sayyidina Uqail berkata, “Janganlah kalian mendoakan demikian, tetapi berdoalah sebagaimana Rasulullah mendoakan pengantin. Nabi berdo’a "بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ " (Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dan semoga Allah memberikan berkah atasmu, dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan).(Hadits Shahih Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Darimi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, dan lain-lain)
Begitu paripurna doa yang
diajarkan Rasulullah ini, begitu sempurna dengan merangkum semua kebaikan yang
mungkin dicapai oleh manusia
بَارَكَ اللهُ لَكَ ; Semoga allah memberikan berkah kepadamu. Kata ‘laka’ bermakna ‘didalam
perkara-perkara yang membahagiakan, menyenangkan, dalam nikmat, dalam karunia’
وَبَارَكَ عَلَيْكَ ; Semoga Allah memberikan berkah atasmu. Kata ‘alaika’ bermakna
‘didalam perkara-perkara sedih, susah, dalam duka, dalam tangis’
وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ ; dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan
Maka,
yang dicari dalam pernikahan adalah keberkahan, Berkah itu mewakili segenap
kebaikan. Sebab berkah itu bermakna ‘Ziyaadatul khayri ala kulli hal’
(bertambahnya kebaikan didalam setiap keadaan). Oleh karena itu, semoga
langgeng dunia akhirat terasa tidak cukup. Sebab ada yang langgeng dunia
akhirat tetapi kekal dalam kemurkaan Allah, seperti yang diabadikan dalam
alqur’an ;Abu Lahab dan Ummu Jamil
Disisi lain, Allah sumpahkan, akan berikan ujian berupa kekurangan, ketakutan, kehilangan serta rasa lapar untuk memberi kabar gembira bagi orang yang sabar
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Surah Al Baqarah 155)
Haruslah dipahami, bahwa ujian dalam kehidupan pastilah ada. Maka, kisah- kisah dalam buku dongeng barat, yang selalu diakhiri dengan Pangeran dan Putri hidup bahagia selamanya, agaknya perlu kita revisi ketika dibacakan kepada anak kita kelak. Seperti, Pangeran dan Putri menikah. Kadang mendapat nikmat, lalu bersyukur. Kadang mendapat musibah lalu mereka bersabar, hidup taat lagi istiqomah sampai wafat khusnul khatimah
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ
خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ
شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا
لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu
baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan,
maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Sebab iman yang menetap di dalam hati membuat diri mampu bersikap tepat pada semua keadaan yang menimpa dirinya. Begitu pula dalam kehidupan pernikahan, iman yang terus ada membuat diri mampu menempatkan sikap setepat-tepatnya dalam keridhoan allah atas apapun yang terjadi, baik itu berupa nikmat, ataupun musibah. Sebab ada nikmat dalam kehidupan pernikahan yang menjauhkan diri dari Allah. Sebaliknya, ada musibah yang malah semakin mendekatkan diri kita kepada Allah
Doa
dari Rasulullah, memagari kita, agar kehidupan pernikahan menjadi berkah
didalam kebaikan, yang hadir berupa nikmat ataupun musibah. Saling menguatkan,
saling mengokohkan, saling erat berpegang tangan, semakin erat bertaut hati,
semakin kuat di dalam mengabdi kepada allah
Inilah
yang kita cari, inilah keberkahan seperti yang dikatakan Rasulullah. Ketika ia
mendapat nikmat ia bersyukur, ketika ia mendapat musibah ia bersabar. Dan
sampailah ia pada ridho allah, menjadi rumah tangga yang tidak hanya sekedar
bahagia, tetapi berkah dalam setiap keadaannya.
Komentar
Posting Komentar